Diary of an IT Guy

Keep learning, stay relevant!

Posts Tagged ‘kehidupan

Titik Hitam

leave a comment »

Ustadz, Terus terang , saya merasa kehidupan dunia ini hampa, tidak ada yang istimewa dan layak disyukuri. " Seorang lelaki curhat pada Seorang Ustadz

".. Sampai-sampai , saat tidurlah menjadi suatu momen kebahagiaan terindah."

" Saya tidak puas atas apa yang saya miliki, istri, pekerjaan, kehidupan, kemampuan serta fisik yang saya miliki sepertinya tidak sesuai harapan. Saya selalu merasa menjadi orang yang kekurangan di dunia ini. "

"Lalu ? " Ustadz dengan peci haji dikepalanya hanya tersenyum dan mendengarkan keluhan lelaki ini

" Semakin kuat saya berusaha untuk merubah keadaan, yang saya terima adalah semakin banyak kekecewaan. " Katanya menunduk

"Ya…aku mengerti apa yang kau alami, itu manusiawi.. " Kata Ustadz tersenyum. " sekarang aku akan ambil satu kertas putih kosong dan aku tunjukkan padamu … nah, apa yang kamu lihat ? "

"Aku tidak melihat apa-apa… semuanya putih," jawab lelaki itu.

Sambil mengambil spidol hitam dan membuat satu titik ditengah kertasnya Lelaki berpeci putih itu berkata, "Nah.. sekarang aku telah beri sebuah titik hitam diatas kertas itu, sekarang gambar apa yang kamu lihat?".

"Saya melihat satu titik hitam, tadz "

"Pastikan lagi !", timpal Ustadz.

"titik hitam ! ", Jawabnya yakin.

"Sekarang aku tahu penyebab masalahmu. Kenapa engkau hanya melihat satu titik hitam saja dari kertas tadi? cobalah rubah sudut pandangmu,

Menurutku yang kulihat bukan titik hitam tapi tetap sebuah kertas putih meski ada satu noda didalamnya, aku melihat lebih banyak warna putih dari kertas tersebut sedangkan kenapa engkau hanya melihat hitamnya saja dan itu pun hanya setitik ?". Jawab lelaki berpeci putih.

"Sekarang mengertikah kamu ? Dalam hidup, bahagia atau tidaknya hidupmu tergantung dari sudut pandangmu memandang hidup itu sendiri, jika engkau selalu melihat titik hitam tadi yang bisa diartikan kekecewaan, kekurangan dan keburukan dalam hidup maka hal-hal itulah yang akan selalu hinggap dan menemani dalam hidupmu ..

"Cobalah fahami, bukankah disekelilingmu penuh dengan warna putih, yang artinya begitu banyak anugerah yang telah diberikan oleh Alloh kepada kamu, kamu masih bisa melihat, mendengar, membaca, berjalan, fisik yang utuh dan sehat, anak yang lucu-lucu dan begitu banyak kebaikan dari istrimu daripada kekurangannya, berapa banyak suami-suami yang kehilangan istrinya ?

Juga begitu banyak kebaikan dari pekerjaanmu di lain sisi banyak orang yang antri dan menderita karena mencari pekerjaan. Begitu banyak orang yang lebih miskin bahkan lebih kekurangan daripada kamu, kamu masih memiliki rumah untuk berteduh, aset sebagai simpananmu di hari tua, tabungan , asuransi dan teman-teman yang baik yang selalu mendukungmu. Kenapa engkau selalu melihat sebuah titik hitam saja dalam hidupmu ?"

betapa mudahnya melihat keburukan orang lain, padahal begitu banyak hal baik yang telah diberikan orang lain kepada kita…

betapa mudahnya melihat kesalahan dan kekurangan orang lain, sedangkan kamu lupa kelemahan dan kekurangan diri kita..

betapa mudahnya menyalahkan dan mengingkari- Nya atas kesusahan hidupmu, padahal begitu besar anugerah dan karunia yang telah diberikan oleh-Nya dalam hidup kita…

betapa mudahnya menyesali hidup kamu padahal banyak kebahagiaan telah diciptakan untuk kamu dan menanti kamu..

"Mengapa kamu hanya melihat satu titik hitam pada kertas ini? PADAHAL SEBAGIAN KERTAS INI BERWARNA PUTIH ?, sekarang mengetikah engkau?", ucap ustadz

"Ya saya mengerti. Betul, ini tetap kertas putih.. hanya saja ada titik kecil hitam ditengahnya", Ucap lelaki cerah

Written by isal

2 April 2014 at 03:57

Milestone

leave a comment »

Suatu ketika, di pinggir hutan, tinggallah seorang tua yang bijak. Orang-orang desa mengenalnya sebagai sosok yang baik hati. Pondoknya sering menjadi tempat berkunjung bagi yang membutuhkan bantuan. Makanan, minuman, obat-obatan dan seringkali nasehat-nasehat, kerap dihasilkan dari dalam pondok itu.

Ketenangan dan keasrian selalu menyertai sekitar lingkungannya. Hingga pada suatu hari, terdengar teriakan lantang dari luar, "Ajarkan aku tentang kehidupan!!". Ah, rupanya, ada seorang anak muda yang datang dengan tergesa-gesa. "Aku adalah pengelana, yang telah berjalan jauh dari ujung-ujung buana. Telah ribuan tempat kujelajahi dan telah ribuan jengkal kususuri. Namun, aku tetap tak puas, ajarkanlah aku tentang kehidupan." Begitu teriak si anak muda.

Terdengar sahutan dari dalam. "Jika kau memintaku mengajari tentang kehidupan, maka, akan ku ajari engkau tentang perjalanan" Sang tua keluar dari pondok, dengan tongkat di tangannya. Ia lalu menghampiri anak muda yang masih tampak tergesa itu, dan mengajaknya berjalan beriringan.

Lama mereka berjalan melintasi hutan. Namun, sang tua belum mengucapkan sepatah katapun. Tak ada ujaran lewat mulut yang disampaikannya. Hanya, setiap mereka menemui sebuah pohon besar, sang tua selalu menunduk, menarik nafas panjang dan lalu menorehkan tanda silang di setiap batang pohon. Terus, begitu lah yang di lakukan sang tua setiap kali menemukan pohon besar: sebuah tundukan kepala, tarikan nafas panjang, dan torehan silang di batang pohon.

Sudah setengah harian mereka berjalan. Anak muda itupun mulai resah. Ia masih belum bisa mengerti apa maksud semua ini. Sampai akhirnya, mereka menjumpai telaga, dan memutuskan istirahat disana. Terlontarlah pertanyaan yang telah lama di simpannya, "Wahai orang tua, ajarkan aku tentang kehidupan!.

Sang tua sudah bisa membaca keadaan ini. Sambil membasuh mukanya dengan air telaga, ia berujar. "Anak muda, kehidupan, adalah layaknya sebuah perjalanan. Kenyataan itu, akan mempertemukan kita dengan banyak harapan dan keinginan. Kehidupan, akan selalu berjalan dan berjalan, berputar, hingga mungkin kita akan tak paham, mana ujung dan pangkalnya.

"Namun, belajar tentang kehidupan, adalah juga belajar untuk menciptakan tanda-tanda pemberhentian. Belajar untuk membuat halte-halte dalam hidup kita. "Sejenak, berhentilah. Renungkan perjalanan yang telah kau lalui. Siapkan persimpangan-persimpangan dalam hidupmu agar dapat membuatmu kembali menentukan arah perjalanan.

"Pohon-pohon tadi, adalah sebuah prasasti, dan penanda buatmu dalam berjalan. Mereka semua akan menjadi pengingat betapa lelah kaki-kaki ini telah melangkah. Mereka semua akan menjadi pengingat, tentang jalan-jalan yang telah kita lalui. Pohon-pohon itu menjadi kawan yang karib tentang kenangan-kenangan yang telah lalu. Biarkan mereka menjadi penolongmu saat kau kehilangan arah. "

"Dan, anak muda, cobalah beberapa saat untuk berhenti. Sejenak, aturlah nafasmu, tariklah lebih dalam, pandang jauh ke belakang, ke arah ujung-ujung jejak yang kau lalui. Biarkan semuanya beristirahat. Sebab, sekali lagi, belajar tentang kehidupan, adalah juga belajar tentang menciptakan pemberhentian.

Written by isal

12 Desember 2013 at 07:31

Renungan indah WS Rendra: Semua ini adalah titipan

leave a comment »

Seringkali aku berkata,
Ketika semua orang memuji milikku
Bahwa sesungguhnya ini
hanyalah titipan

Bahwa mobilku hanyalah titipan-Nya
Bahwa rumahku hanyalah titipan-Nya
Bahwa hartaku hanyalah titipan-Nya
Bahwa putraku hanyalah titipan-Nya
Tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya:
mengapa Dia menitipkan padaku???

Untuk apa Dia menitipkan ini padaku ???
Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik-Nya itu ???…

Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya ?

Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah
kusebut itu sebagai ujian, kusebut itu sebagai petaka,
kusebut dengan panggilan apa saja untuk melukiskan bahwa itu adalah derita.

Ketika aku berdoa, kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku, aku ingin lebih banyak harta, ingin lebih banyak mobil, lebih banyak rumah, lebih banyak popularitas, dan kutolak sakit, kutolak kemiskinan,

Seolah semua “derita” adalah hukuman bagiku.
Seolah keadilan dan kasih Nya harus berjalan seperti matematika:
aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku, dan nikmat dunia kerap menghampiriku.

Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, dan bukan Kekasih. Kuminta Dia membalas “perlakuan baikku”, dan menolak keputusanNya yang tak sesuai keinginanku,

Gusti, padahal tiap hari kuucapkan, hidup dan matiku hanyalah untuk beribadah… “ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja”

Written by isal

18 November 2013 at 10:37

Manusia Seperti Sebuah BUKU

leave a comment »

Cover depan adalah tanggal lahir. Cover belakang adalah tanggal kematian.

Tiap lembarnya, adalah tiap hari dalam hidup kita dan apa yg kita lakukan.

Ada buku yg tebal, ada buku yg tipis.

Ada buku yg menarik dibaca, ada yg sama sekali tidak menarik.

Sekali tertulis, tidak akan pernah bisa di’edit’ lagi.

Tapii hebatnya, seburuk apapun halaman sebelumnya, selalu tersedia halaman selanjutnya yg putih bersih, baru dan tiada cacat.

Sama dengan hidup kita, seburuk apapun kemarin, Allah SWT selalu menyediakan hari yang baru untuk kita.

Kita selalu diberi kesempatan baru untuk melakukan sesuatu yg benar dalam hidup kita setiap harinya. Kita selalu bisa memperbaiki kesalahan kita dan melanjutkan alur cerita kedepannya sampai saat usia berakhir, yang sudah ditetapkanNYA.

Terima kasih Allah SWT utk hari yg baru ini…

Syukuri hari ini…. dan isilah halaman buku kehidupanmu dgn hal2 yg baik semata.

Dan, jangan pernah lupa, untuk selalu bertanya kepada Allah SWT, tentang apa yang harus ditulis tiap harinya.

Supaya pada saat halaman terakhir buku kehidupan kita selesai, kita dapati diri ini sebagai pribadi yg berkenan kepadaNYA.

Dan buku kehidupan itu layak untuk dijadikan teladan bagi anak2 kita dan siapapun setelah kita nanti.

Selamat menulis di buku kehidupanmu, Menulislah dengan tinta cinta dan kasih sayang, serta pena kebijaksanaan..

Written by isal

14 November 2013 at 04:42

Ditulis dalam Power

Tagged with , , , , , , , ,

Bunga Rampai Puisi Zainal Nur Rizki

leave a comment »

Puisi 1:

Cinta karena Harta,.?
Toh nanti juga bakal habis
Cinta karena tampang..?
Manusia suatu saat akan termakan usia..!
Cinta karna dia apa adanya..?
Hey, tak ada yang hidup selamanya.
Cinta karna Allah SWT
Baru cinta yang kekal dan abadi
Terhalang oleh harta..?
Insya Allah akan di cukupkan
Terhalang oleh umur..?
Iman tak melihat umur..
Terhalang oleh maut ?
Di surga tak ada kematian

Puisi 2:

‘Cinta’ adalah
Salah satu intisari
Dari segala kehidupan
Dan sumber semangat
Orang yang
Enggan mencintai
Adalah orang yang ‘HAMPA’
Orang yang
Tidak mau dicintai
Adalah orang yang ‘BODOH’
Dan orang yang salah mencintai
Adalah orang yang ‘CELAKA’

Puisi 3:

Bukan-kan dunia ini
Tempat yng membingungkan…?
Di saat kita merasa kuat
Disitulah kita paling lengah
Di saat kita merasa baik
Justru membawa keburukan
Disaat kita merasa berdosa
Justru membawa kebaikan
Disaat kita merasa benar
Disitulah titik awal kesalahan
Disaat kita merasa salah
Disitulah jawaban mulai terungkap
Karena itu bukan-lah disini
Tempat kita untuk berbahagia

Baca entri selengkapnya »

Written by isal

30 Mei 2013 at 10:51

Renungan sebuah pohon

leave a comment »

Tiga hal yang bisa kita pelajari dari pohon:

1. Pohon tidak makan dari buahnya sendiri.
Buah adalah hasil dari pohon.
Dari mana pohon memperoleh makan?
Pohon memperoleh makan dari tanah. Semakin dalam akarnya makin banyak nutrisi yang diserap.
Ini berbicara tentang kedekatan hubungan kita dengan Sang Pencipta sebagai Sumber Kehidupan. Mengapa buah kurma manis sekali.
Pohon kurma itu ditanam di padang pasir.

Bijinya ditaruh di kedalaman 2 meter, kemudian ditutup dengan 4 lapisan.
Sebelum pohon kurma itu tumbuh, dia berakar begitu dalam sampai kemudian menembus 4 lapisan tersebut dan menghasilkan buah yang manis di tengah padang pasir.

Ada proses tekanan begitu hebat ketika kita menginginkn hasil yang luar biasa. Seperti juga pegas yang memiliki daya dorong kuat ketika ditekan.

2. Pohon tidak tersinggung ketika buahnya dipetik orang.
Kadang kita protes, kenapa kerja keras kita yang menikmati justru orang lain. Inilah prinsip memberi.

Kita ini bukan bekerja untuk hidup, tetapi bekerja untuk memberi buah.
Kita bekerja keras supaya kita dapat memberi lebih banyak kepada orang yang membutuhkan.

Jadi bukan untuk kenikmatan sendiri.
Cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu, tapi tidak pernah ada kata cukup untuk memberkati orang lain dengan pemberian kita.

3. Buah yang dihasilkan pohon itu menghasilkan biji, dan biji itu menghasilkan multiplikasi.
Ini bicara tentang bagaimana hidup kita memberi dampak positif terhadap orang lain.

Written by isal

13 November 2011 at 07:50